Orang dengan keterbatasan fisik biasanya hanya bisa melakukan perkerjaan yang terbatas. Namun perkembangan teknologi bisa mengubah hal itu. Salah satunya adalah Eye-B-PoD, sebuah software yang muncul pada Agustus 2008 dari proyek tugas akhir tiga orang mahasiswa, yaitu Stanley Audrey beserta kedua temannya Victor dan Josephine.
Eye-B-PoD adalah singkatan dari Eye Based Pointing Device, merupakan piranti lunak nirkabel dan handsfree untuk mengoperasikan pointer pada layar komputer berbasiskan gerakan mata yang ditangkap oleh web camera (webcam). Pengembangan software ini ditujukan kepada mereka yang mempunyai keterbatasan fisik pada bagian tangan, seperti cacat, lumpuh, stroke dan juga sebagai alternatif baru dari piranti penunjuk konvensional yang sudah ada (mouse-red).
Jadi, Eye-B-PoD memungkinkan pengguna melakukan pekerjaan lain yang menggunakan tangan selagi mengoperasikan komputer.Cara penggunaan Eye-B-PoD yaitu dengan memanfaatkan gerakan mata yang ditangkap oleh piranti masukan berupa webcam. Pengguna cukup melihat ke bagian layar tertentu untuk mengarahkan kursor pada bagian yang ingin dituju. Jika ingin melakukan proses klik seperti pada mouse, pengguna cukup melakukan kedipan dengan salah satu matanya ketika kursor telah berada pada bagian yang dituju.
Jika ingin klik kiri, tinggal mengedipkan mata kiri, begitu juga jika ingin klik kanan, kedipkan saja mata kanan. Sementara untuk double-klik, bisa dilakukan dengan mengatur sistem mouse di komputer agar bisa dilakukan dengan satu kedipan saja.
Eye-B-PoD terdiri dari empat fitur, yaitu:
1. Automatic Face And Eye Detection: saat pengguna sudah berada di depan webcam yang telah dilengkapi software Eye-B-PoD, otomatis muka dan matanya langsung terdeteksi.
2. Smart Dominant Face Detector: misalkan ada lima wajah yang berada di depan webcam, maka hanya wajah dominan yang bisa ditangkap oleh Eye-B-PoD.
3. False Positive Blink Detector: bisa mendeteksi kedipan mata saat pengguna ingin melakukan klik kiri atau klik kanan dengan kedipan.
4. Auto Sensitivity Calibration: otomatis mengkalibrasi ulang jika Eye-B-PoD kehilangan deteksi kedipan mata.
Dengan adanya software ini, bisa membantu para tuna daksa dan penderita penyakit yang lumpuh di bagian tangannya, agar tetap bisa menggunakan komputer. Ia berencana akan menjual Eye-B-PoD dalam bentuk software ke para distributor dengan harga yang terjangkau.Sebelumnya memang sudah ada alat seperti Eye-B-PoD, namun penggunaannya ada yang membutuhkan sensor atau infra red. Eye-B-PoD hanya membutuhkan webcam biasa.
Eye-B-PoD meraih juara kedua (merit) Indonesia ICT Awards (INAICTA 2009) pada kategori Research and Development. Dengan mengikuti ajang tahunan ini, Stanley dan kedua kawannya bisa menyosialisasikan Eye-B-PoD lebih luas serta terus menyempurnakan piranti lunak ini agar bisa lebih digunakan secara maksimal.